Mengenal Cinta Tanpa Syarat
Musik DJ berbunyi menggerakkan
semua hasrat nafsu banyak orang. Kami menari dengan penuh gairah tanpa batas,
menikmati minuman dan melakukan hal-hal yang sangat nikmat. Aku di depan menari
layaknya ular yang melata di tanah berdebu mencari mangsa. Ku sambil
memperhatikan mereka sembari mencari siapa yang akan ku taklukkan. Tentunya
lelaki yang kaya, tampan, dan bergairah. Disudut sana ku melihat lelaki tampan
berjas sedang duduk meminum alkohol, Sepertinya dia kaya, dia sedang mabuk,
kesempatan besar untukku mendekati dan menggodanya. Aku pun turun dari panggung
dan mencoba menerobos orang-orang mabuk yang sangat banyak, sampai-sampai aku
terjatuh , bangkit dan terjatuh lagi. Aku harus menaklukkan lelaki itu, dia
telah mencuri perhatianku, wajahnya yang tampan tak bisa lepaskan tatapanku
padanya. Ku mencoba untuk pergi kesudut sana
mendapatkannya, namun aku kembali jatuh di kerumunan orang, hingga ada
tangan mengarah kepadaku untuk menolongku berdiri. Setelah ku lihat, ternyata
lelaki yang mengarahkan tangannya adalah lelaki berjas. Dia membawaku ke area
sudut club dan aku tak lupa mengucapkan terimakasih padanya. Aku mencoba
mendekatinya dengan berbagai pertanyaan umum yang ku lontarkan, namun dia tak
mempedulikan dan kembali minum. Hingga dia meninggalkan aku sendiri dan pergi
menuju sebuah mobil mewah. Aku mencoba menghambat dia agar tidak pergi, namun dia
kembali tidak mempedulikan aku. Aku kembali ke meja dan melihat sebuah kartu di
bawah gelas kaca, ku mengambilnya dan ternyata itu adalah kartu nama lelaki
itu. Aku tau bahwa dia sengaja meletakkan kartu namanya di situ. Aku tau bahwa
dia ingin suatu saat kami bertemu.
Tiga hari berlalu, kartu itu masih
kusimpan dengan baik. Ku bersikeras untuk menemuinya. Hingga suatu hari aku
pergi ke alamat yang tertera di kartu nama tersebut. Ku terus menelusuri sampai
aku berada di sebuah gedung besar. Sepertinya dia bekerja disana, kesempatan
yang baik untukku mendapatkan hatinya. Aku masuk dan menanyakan tentang kartu
nama tersebut kepada salah seorang penerima tamu. Dia menjawab bahwa lelaki itu
sudah lama dipecat dari perusahaan itu karena suatu masalah besar. Aku terdiam
dipenuhi rasa emosi, mengapa ia meninggalkan kartu namanya, percuma saja ku tak
bisa menemuinya. Kartu nama tersebut pun kurobek lalu kubuang dan kulupakan
dia.
Keesokan harinya aku kembali ke
pekerjaanku di club malam. Ku kembali menggoda para lelaki dengan tarian
melataku. Ku suka saat-saat ada salah satu dari mereka mendekatiku. Ku layani
mereka dan aku kembali mendapatkan uang. Pulang subuh itu kebiasaanku, seperti
kelelawar yang beraktifitas. Ku kembali ke tempat tinggalku dengan menaiki sebuah
bus yang lewat. Di perjalanan, ku tertidur pulas merasakan lelahnya bekerja di
malam hari. Hingga pada akhirnya aku bermimpi tentang lelaki berjas itu. Aku
terbangun dari mimpiku ketika bus yang dengan kecepatan tinggi berhenti
tiba-tiba terasa sedang menabrak sesuatu. Aku terkaget dan semua orang dibus
melihat kedepan, aku pun ikut melihat sambil turun dari bus. Ku melihat bahwa
seseorang telah tertabrak bus kami. Hah! Ternyata dia lelaki berjas itu! Tak
ada yang berinisiatif untuk menolongnya, sehingga aku menelpon ambulan dan
membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Setiba di Rumah Sakit, petugas Rumah Sakit bergerak
cepat membawanya ke ruang UGD. Sembari menunggu, ku pun mencari kontak keluarga
terdekatnya. Namun, tak satupun ku dapat. Tak mungkin aku meninggalkannya
dengan situasi darurat seperti ini, walaupun aku seorang pelacur namun aku
masih punya hati nurani. Dokter keluar menganggap aku sebagai keluarga dekatnya
langsung berkata bahwa lelaki itu baik-baik saja dan hanya terdapat luka ringan
di kepala yang dibaluti sedikit perban. Aku bernafas lega akhirnya aku tak
perlu menunggu lama disini. Lelaki itu keluar dan aku membayar uang
pengobatanya. Aku meninggalkannya di depan Rumah Sakit, namun lelaki itu tetap
saja mengikutiku. Ya sudah, aku berusaha membawanya pulang. Namun pulang
kemana? Alamatnya pun tidak jelas, kutanya dia dan menjawab bahwa dia tak punya
tempat tinggal. “Dasar pria berjas miskin” pikirku demikian. Baiklah, untuk
sementara waktu dia bisa tinggal di tempatku. Karena entah mengapa hatiku tak
mengizinkanya untuk meninggalkannya dalam keadaan pulang dari rumah sakit. Lalu,
ku membawanya kerumah untuk tinggal beberapa waktu. Dia tidur dan makan
dirumahku, tak apalah sekali-sekali berbuat baik.
Malam pun tiba, aku meninggalkannya
dirumah karena aku mau pergi kembali ke club malam dengan para lelaki kaya dan
tampan. Sungguh malam yang indah, sebab malam itu aku memiliki banyak job dan
mengantongi banyak uang dari setiap lelaki kaya yang kulayani. Sungguh malam
yang memuaskan dan seperti biasa aku pulang subuh dalam keadaan mabuk. Di
tengah perjalanan pulang, aku bertemu dengan para preman yang sering
berkeliaran di malam hari. Aku mulai digoda dan aku menolak, aku ditampar,
ditendang, dan disiksa. Saat yang sangat menegangkan dan menakutkan serta
bingung harus berbuat apa. Sepertinya aku akan diperkosa oleh sekumpulan preman
itu. Tiba-tiba muncul lelaki berjas menolongku dan menghajar semua preman
disana tanpa ampun. Mereka pun lari meninggalkan kami. Lelaki berjas
menggendongku sampai kerumah dan mengompres serta mengobati lukaku dengan penuh
kelembutan. Disitu aku merasakan sesuatu yang berbeda yang sebelumnya aku belum
pernah rasakan, aku merasakan kenyamanan yang sangat dalam dan ketulusan dengan
perawatan yang lelaki berjas itu lakukan padaku. Sungguh sakit tubuh ini dan
pusing rasanya setelah lelah bekerja malam ditambah pukulan oleh segerombolan
preman tadi. Rasa sakit ini semakin berkurang ketika lelaki berjas menghiburku
sampai dia membawaku ke tepi pantai berbatu dan membuka mataku bahwa alam itu
indah. Aku tidak pernah merasakan hal seindah ini sebelumnya, kebahagiaan ini
sangat berbeda dibanding berada di club malam. Aku mencoba menghirup udara
pantai dan mendengar bunyi gelombang lautan bersama lelaki berjas. Setelah itu,
dia membawaku pulang ke rumah dan kembali menghiburku dengan memainkan
permainan sederhana. Sungguh asik dan seru permainan itu. Kami menghabiskan
waktu berdua tanpa pergi ke club malam dengan menikmati hal-hal yang sederhana
dengan kebahagiaan yang mudah untuk dicapai. Ada apa dengan diriku! Mengapa aku
nyaman dengan perlakuan lelaki berjas?! Ternyata aku bukanlah diriku lagi,
mataku sudah terbuka lebar bahwa mencapai kebahagiaan tidak harus berada di
club malam dan berpesta pora.
Beberapa hari terlewati tanpa aku
pergi ke pekerjaan malamku dengan menghabiskan waktu kebersamaan dengan lelaki
berjas. Namun, tubuhku makin lemas dan kepalaku sangat pusing. Dia pun
mengantarkan aku ke Rumah Sakit terdekat, entah kenapa jantungku sangat
berdetak kencang dan merasa ketakutan yang luar biasa melihat lama nya hasil
pemeriksaan tubuhku. Pintu ruang pemeriksaan pun terbuka dan aku langsung
menghampiri dokter, dokter membawaku dan lelaki berjas masuk. Dengan wajah yang
sangat menyesal, dokter mengatakan bahwa aku terserang penyakit kanker
payudara. Aku terkejut dan tidak percaya. Dokter pun memberikan hasil
pemeriksaan padaku. Lelaki berjas langsung merangkulku sembari aku menangis dan
ketakutan. Dokter menyaraniku untuk melakukan perawatan dan operasi, namun
untuk pembiayaan uang dari mana. Lelaki berjas setuju dengan saran dokter dan
ia berjanji akan berkerja untuk membiayai perawatan dan operasi Rumah Sakit.
Aku pun segera merawat, dan lelaki berjas membawa seluruh pakaian dan
perlengkapan kebutuhanku dari rumah. Selama di Rumah Sakit, dia selalu
menghiburku dan selalu membuat aku tersenyum disamping aku ketakutan. Dia mengungkapkan
bahwa dia sangat mencintaiku dengan tulus. Entah apa yang membuatnya jatuh
cinta denganku aku tak tau, padahal aku adalah seorang pelacur. Aku memelukkan
dan mengucapkan hal yang sama juga bahwa aku mencintainya.
Setiap hari pemeriksaan terhadap payudaraku
dilakukan oleh beberapa perawat di Rumah Sakit. Hingga pada akhirnya, aku
setuju untuk melakukan operasi payudara walaupun sebelumnya aku bersikeras
untuk menolaknya. Hari untuk operasi payudara sudah tiba, aku sangat takut dan
mulai berdoa semoga operasi ini lancar. Lelaki berjas selalu menemaniku dan
menghiburku agar aku tetap tersenyum. Operasi yang berlangsung 6 jam itu pun
selesai, lelaki berjas menungguku diluar selama operasi, aku keluar dan
menangis bahwa payudaraku telah dipotong. Aku tidak mau memberitahu berita ini,
aku membungkuk sambil menutupi dadaku. Aku kembali ke ruang perawatan tanpa
mengucapkan satu katapun pada lelaki berjas. Dia membujukku untuk berbicara,
aku pun mulai bicara padanya dan menunjukkan dadaku di hadapannya bahwa aku
tidak punya payudara lagi. Dia menangis dan memelukku serta mengatakan bahwa
dia menerima aku apa adanya dan mencintaiku dengan tulus. Aku pun memelukkan
dengan erat sambil ku katakan bahwa aku sangat mencintainya.
Keesokkan harinya di ruang
perawatan, aku tak kuat untuk bangun dan masih lelah. Dia memberikan kecupan
manis di keningku dan dia mencium bibirku. Itu adalah ciuman indah pertamaku.
Aku sangat nyaman berada disisinya, aku tak mau beranjak dan meninggalkannya.
Tiba-tiba dokter masuk ke ruang perawatanku dan mengatakan bahwa ada masalah
besar. Setelah dilihat hasil pemeriksaan, kanker payudaraku ternyata sudah
menyebar ke sumsum tulang belakang dan tidak dapat disembuhkan. Dokter
mengatakan bahwa waktuku hidup tinggal 2 bulan lagi. Aku menangis dan lelaki
berjas mencoba menghiburku serta menahan air matanya agar tidak jatuh. Aku
melihatnya menangis di belakang pintu, namun dia mencoba untuk menutupinya agar
hatiku tetap tersenyum. Setiap malam dia selalu tidur disampingku diatas kasur
yang disediakan khusus dari rumah sakit. Setiap pagi dia selalu melihat dan
memperhatikan aku apakah aku sudah mati atau tidak, apakah aku bernafas atau
tidak. Hingga pada suatu hari, dia memutuskan untuk menikahiku walau dalam
keadaan sakit. Aku memakai gaun pengantin cantik di atas kasur Rumah Sakit dan
pernikahan sederhana kami diberkati di Rumah sakit, dia menciumku dan kami
berpelukan. Aku sangat senang akhirnya aku bisa memakai gaun pengantin yang
sangat indah. Keesokkan harinya, malam berlalu, pagi pun tiba. Lelaki berjas
yang menemaniku setiap waktu memerhatikanku apakah aku sudah mati atau tidak.
Dia menangis histeris dan teriak. Dokterpun memberikan surat terakhirku untuk
lelaki berjas disaat aku sudah tiada. Isi surat itu adalah :”Sampai jumpa
sayangku lelaki berjas, sudah saatnya aku pergi meninggalkanmu dan pasti kita
akan bertemu di Surga nanti. Pertemuan kita yang singkat ini telah mengubah
seluruh kehidupanku sampai aku siap untuk pergi ke Surga sekarang. Dengan cinta
tanpa syarat kehidupanku dapat menjadi sangat berarti. Terimakasih lelaki
berjas”.
SELESAI
BIODATA PENULIS
Nama :
Christine Nauli Ibrahim
Alamat :
Wisma L,Jl. Sirojudin, No.6 Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, kode pos : 50275